Senin, 23 April 2012
Selasa, 17 April 2012
Boediono: Riset Penting bagi Dunia Pertanian
Wakil Presiden Boediono menekankan pentingnya research and development (penelitian dan pengembangan) berbagai sektor komoditas untuk peningkatan produktivitas yang berkesinambungan. "Secara umum, asal-muasal potensi peningkatan produktivitas adalah R&D (research and development). Ini berlaku di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa," kata Boediono dalam kata sambutannya di acara Raker Nasional Pembangunan Pertanian 2012 di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2012.
Namun anggaran penelitian dan pengembangan di Indonesia merupakan yang terendah di ASEAN, baik anggaran dari pemerintah maupun swasta. Padahal penerapannya memiliki relevansi dengan upaya peningkatan produktivitas komoditas apa pun. Penelitian dan pengembangan juga harus bisa diterjemahkan di lapangan, bukan sekadar penemuan di laboratorium. "Dengan anggaran yang terbatas itu, kalau tidak dimanfaatkan dengan efektif, maka akan semakin tidak capai sasaran," kata Boediono.
Ke depan, pemerintah harus memikirkan kembali bagaimana meningkatkan anggaran untuk R&D dan juga meningkatkan kemampuan kapasitas penggunaan anggaran secara efektif. Yang harus dipikirkan juga adalah menampung salah satu sasaran jangka menengah, yakni mendorong peningkatan produktivitas yang berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Boediono menambahkan, R&D harus memiliki dampak nyata di lapangan. Selain itu harus ditutup dengan kebijakan pendukung yang baik, seperti kebijakan kelembagaan, infrastruktur yang mendukung, dan anggaran yang sesuai.
"Ini semua harus ada untuk terjemahkan hasil R&D dari laboratorium sampai diadopsi petani. Jika telah diadopsi maka akan muncul hasil statistik pertanian makro yang meningkat," ujarnya.
Boediono meminta Kementerian Pertanian mampu menyerap anggaran dengan baik dan maksimal. Penyerapan tidak hanya berdasarkan kecepatan, tapi juga harus tepat sasaran. "Jangan sampai penyerapan anggaran menumpuk di masa akhir tahun anggaran," katanya. Menurut Boediono, R&D seyogyanya harus mampu berdampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Haryono mengakui anggaran yang diberikan masih kecil. Meski tiap tahun anggaran untuk Litbang pertanian meningkat, masih tetap tergolong kecil. Tahun 2009, anggaran Litbang sekitar Rp 800 miliar, naik pada 2010 menjadi Rp 1 triliun, dan tahun ini sebesar Rp 1,43 triliun.
"Tahun ini R&D kami fokus pada pengembangan varietas unggul untuk komoditas pangan, perkebunan, dan hortikultura. Juga fokus pada inovasi teknologi pendukung peningkatan produktivitas," ujarnya dalam acara yang sama.
Anggaran terbatas itu, lanjutnya, sudah termasuk untuk penggunaan pengembangan sumber daya manusia, kualitas varietas yang dihasilkan, dan operasionalisasi penelitian. "Saat ini kami sudah ada varietas benih padi yang adaptif, yaitu Inpara, Inpago, dan Inpari 13, meski persentase penggunaannya masih kecil," ujarnya.
Namun anggaran penelitian dan pengembangan di Indonesia merupakan yang terendah di ASEAN, baik anggaran dari pemerintah maupun swasta. Padahal penerapannya memiliki relevansi dengan upaya peningkatan produktivitas komoditas apa pun. Penelitian dan pengembangan juga harus bisa diterjemahkan di lapangan, bukan sekadar penemuan di laboratorium. "Dengan anggaran yang terbatas itu, kalau tidak dimanfaatkan dengan efektif, maka akan semakin tidak capai sasaran," kata Boediono.
Ke depan, pemerintah harus memikirkan kembali bagaimana meningkatkan anggaran untuk R&D dan juga meningkatkan kemampuan kapasitas penggunaan anggaran secara efektif. Yang harus dipikirkan juga adalah menampung salah satu sasaran jangka menengah, yakni mendorong peningkatan produktivitas yang berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Boediono menambahkan, R&D harus memiliki dampak nyata di lapangan. Selain itu harus ditutup dengan kebijakan pendukung yang baik, seperti kebijakan kelembagaan, infrastruktur yang mendukung, dan anggaran yang sesuai.
"Ini semua harus ada untuk terjemahkan hasil R&D dari laboratorium sampai diadopsi petani. Jika telah diadopsi maka akan muncul hasil statistik pertanian makro yang meningkat," ujarnya.
Boediono meminta Kementerian Pertanian mampu menyerap anggaran dengan baik dan maksimal. Penyerapan tidak hanya berdasarkan kecepatan, tapi juga harus tepat sasaran. "Jangan sampai penyerapan anggaran menumpuk di masa akhir tahun anggaran," katanya. Menurut Boediono, R&D seyogyanya harus mampu berdampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Haryono mengakui anggaran yang diberikan masih kecil. Meski tiap tahun anggaran untuk Litbang pertanian meningkat, masih tetap tergolong kecil. Tahun 2009, anggaran Litbang sekitar Rp 800 miliar, naik pada 2010 menjadi Rp 1 triliun, dan tahun ini sebesar Rp 1,43 triliun.
"Tahun ini R&D kami fokus pada pengembangan varietas unggul untuk komoditas pangan, perkebunan, dan hortikultura. Juga fokus pada inovasi teknologi pendukung peningkatan produktivitas," ujarnya dalam acara yang sama.
Anggaran terbatas itu, lanjutnya, sudah termasuk untuk penggunaan pengembangan sumber daya manusia, kualitas varietas yang dihasilkan, dan operasionalisasi penelitian. "Saat ini kami sudah ada varietas benih padi yang adaptif, yaitu Inpara, Inpago, dan Inpari 13, meski persentase penggunaannya masih kecil," ujarnya.
TEMPO.CO, Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)
Kutipan Terkini
INFO TERBARU
Pilih Bahasa Anda
Lokasi BEM Faperta
Perlu adakan Public Complain? Tentang?
Dafrar Isi
Pengunjung
Asal Pengunjung
KABINET BERSINAR (Bekerja, Sinergi, Berkarya)
Labels
- Berita Beasiswa (2)
- Berita Pertanian (11)
- Berita Umum (22)
- Contact (2)
- Dokumentasi (1)
- Download (1)
- Formulir (1)
- Kalender Akademik (1)
- Kegiatan BEM FP (12)
- Tentang Bem FP (4)
- Tentang Fakultas (5)
Labels
- Berita Beasiswa (2)
- Berita Pertanian (11)
- Berita Umum (22)
- Contact (2)
- Dokumentasi (1)
- Download (1)
- Formulir (1)
- Kalender Akademik (1)
- Kegiatan BEM FP (12)
- Tentang Bem FP (4)
- Tentang Fakultas (5)
Popular Posts
-
Contact Person BEM KM YANG ADA DI UNAND NO FAKULTAS NAMA GUBERNUR / PRESMA CONTACT PERSON INFOKOM CP 1 BEM KM ...
-
Nama Nama A.R. Malikul Mulki Nasni Abdurachman Achmad Rizqan Ade Anastassia Ade Lova Devita Ade P...
-
Nama Nama A. Doni Saputra Abukhari Ade Pratama Ade Yulia Putri Adi Mulianto Agam Rauzulma W...
-
Fakultas Pertanian Universitas Andalas berdiri pada tanggal 30 September 1954 di Payakumbuh . Peresmian dan penandatanganan prasasti dila...
-
Ayoo... Buruan daftar..!!! Saat nx jadi GENERASI MUDA BERWIRAUSAHA.... SEMINAR KEWIRAUSAHAAN " Generasi Muda, Generasi Berwirausaha...
-
GRATISSS.....!!!! Peserta terbatas.... Khusus Aktivis BEM dan DPM se- UNAND BERSAMA : YOHANES WEMPI (Presiden Mahasiswa KM UNAND 2004-2...
-
Nama ACHYAR NURDIN ADRINAL AGUSTIAN AMRIZAL SAIDI APRISAL APRIZAL ZAINAL ARDI ARIES KUSUMAWATI ARMANS...
-
Juara 1 (PERTAMA) SMA N 1 SITIUNG - Mira Ermawati - Yulia Astuti Pembimbing : Endang Safariyani, S.Si Juara 2 (KEDUA) SMA N 1 MANDAU - ...
-
Guy's !! Mari Saatnya Mengabdi Kemasyarakat Kami Keluarga BEM-FP UNAND Mengundang Kawan-kawan Semua untuk Bergabung di Kepanitiaan dala...
-
Apa yang akan terjadi denga MASA DEPAN anda 5 sampai 10 tahun kedepan?? Apakah Anda sudah siap menghadapi TSUNAMI FINANSIAL???? Untuk me...